Kamis, 23 Maret 2017

Perspektif dalam menggunakan internet (Acces,Involvement,Interaction)



Pada postingan yang kedua ini saya akan kembali membahas seputar teknologi komunikasi, yaitu Perspektif dalam menggunakan internet (Acces,Involvement,Interaction)

Penggunaan internet dikalangan masyarakat semakin pesat pada era ini dalam hal tersebut Penggunaan internet bisa berdampak  positif  maupun negatif di masyarakat, bahkan tidak sedikit yang malah menjadi bahan ajang untuk melakukan tindakan kriminalitas.

Media baru ini telah merubah perilaku masyarakat dan digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk kepentingan seseorang baik mengenai informasi ataupun sebagainya. Didalam chapter ini juga terdapat Perspective optimis dan persepective pesimis. Didalam media baru sekarang juga, terutama internet dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan kepentingan politik, lalu terdapat interaksi-interaksi yang terjadi didalam sebuah media, interaksi yang mereka lakukan juga biasnya dipengaruhi oleh latarbelakang budaya, pendidikan dan kondisi sosial masyarakat setempatnya.  Sehingga disitu terjadi interaksi dengan orang-orang yang memiliki perbedaan budaya didalam sebuah media di internet.

Ada dua perspektif yang berbeda (optimis vs pesimis) mengenai hal-hal yang terkait dengan accses terhadap computer atau internet.

Penekanan perspektif pesimis adalah penekanan kecendurungan menggunakan internet di dunia, banyak yang menggunakan internet tapi disisi lain terapat banyak dampak negatif yang ada di internet. Menurut penelitian di dunia ini Negara Afrika yang cenderung tidak menggunakan internet, karena disana masih buta teknologi berbeda dengan Negara maju seperti Amerika serikat, Inggris Negara ini terlalu bergantung dengan internet, semua hal aktifitas di negara mereka menggunakan internet.

Contoh
Penekanan perspektif disini menekankan perbedaan perspektif optimis dan pesisimis. Dimulai dari perspektif opitims adalah enaknya menggunakan akses internet mengerjakan semuanya menjadi mudah, tapi berbeda di Indonesia pengguna internet di negara Indonesia masih belum merata contohnya yang tinggal di desa pedalaman. Mereka masih belum mengenal teknologi apalagi internet. Di Indonesia pengguna internet identik dengan para pengguna media sosial karena masyarakat Indonesia tergolong pengguna terbanyak ke-4 sedunia.
Selanjutnya perspektif pesimis adalah berlawanan dari perspektif optimis, peisimis disini masyarkat Indonesia masih banyak yang belum menggunakan Internet mulai dari masyarakat desa pedalaman. Mereka masih mempercayai budaya dan nenek moyangnya sehingga menyebabkan terasingkan dan kurang maju dalam hal untuk memajukan desa tersbut.

Hal yang memengaruhi “new media” sebagaimana diidentifikasikan oleh Van Dijk (1999). Dan perbandingan dengan pendapat yang dikemukakan oleh rojas et (2004)
Menurut Van Dijk (1999) ada 4 kendala yang mempengaruhi new media yaitu
-          Kurangnya gaya penggunaan yang tidak menarik dan kurangnya keramahan pengguna
-          Kurangnya kesempatan yang signifikan
-          Tidak ada jaringan internet
-          Orang tua atau pengguna tidak bisa menggunakan computer (gaptek) karena kurangnya pengetahuan.
Rojas et.al (2004)  Memberikan pandangan yang berbeda dengan Van Dijk (1999). Menurut Rojas identifikasinya menggunakan beberapa faktor yaitu Kesenjangan digital berkontribusi terhadap kesenjangan digital, seperti hubungan antar modal ekonomi, modal budaya, etnis, jenis kelamin dan usia. Seringkali, individu berada dalam persaingan dan pengaruh yang kontras (seperti keluarga dan teman sebaya, modal budaya dan sosial, pendidikan dan motivasi konsumen, dan peran gender awal) pada penggunaan komputer dan teknologi online.  
Contohnya
Seperti yang kita ketahu bahwa di Indonesia masih banyak masyarakat yang pemikirannya masih terbatas. Mungkin karena faktor keadaan geografis yang kurang mendukung untuk orang-orang berubah menjadi masyarakat cyber, khususnya seperti di pelosok-pelosok jangankan penggunaan internet, penggunaan telpon aja masih jarang orang yang memakainya, berbeda dengan di kota-kota yang perkembangan teknologinya sangat pesat sekali sehingga masyarakatnya akan mudah mengikuti perkembangan tekologi. Selain itu peran pemerintah juga sangat berpengaruh terhadap perkembngan teknologi khusunya Internet, seperti sekarang subsidi untuk internet begitu sedikit dari pemerintah, sehingga biaya internet dirasa cukup mahal bagi beberapa masyarakat. Selain itu program “Internet Masuk Desa”, pada awalnya program itu berjalan baik, tetapi akhir-akhir ini program itu seaakan-akan mati dan tidak ada kelanjutannya. Maka dari itu peran pemerintah sangat berpengaruh sekali dalam perkembangan teknologi khususnya internet 

Di Indonesia tata pengguna internet 132,7 Juta pada April 2016 
Usia 10-24 Tahun = 24,4 Juta, 18,4% 
Usia 25-34 Tahun = 32,3 Juta, 24,4% 
Usia 35-44 Tahun = 38,7 Juta, 29,4% 
Usia 45-54 Tahun = 23,8 Juta, 18%   
 Sumber : http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-2016/


Ada dua perspektif yang berbeda (Optimis vs Pesimis)

Didalam menyebarluaskan politik,peran internet sangatlah diperlukan, karena di internet sangat banyak orang-orang yang memakainya, disini internet dijadikan sebagai alat untuk melakukan propaganda untuk kepentingan sebuah politik . Menurut Rheingold (1993) berpendapat bahwa individu akan terlibat dalam proses demokrasi dan internet akan melibatkan masyarakat politik. Perspektif pesimisme membahas tentang pandangan bahwa kekhawatirn tentang akses internet yang tidak pada manfaat yang didapat juga tidak sama. Didalam memakai Internet, tidak semua orang bisa mengaksesnya, sekelompok orang mempunyai keterbatasan tertentu sehingga tidak bisa mengakses internet. Bahan pengguna internet yang lain juga mungkin lebih dekat dan sering berinteraksi dengan oang-orang luar dibandingkan dengan orang yang dekat.
Perspektif optimis juga bisa membantu seseeorang atau kelompok untuk dijadikan sebagai alat untuk mengajak atau sebagai alat propaganda politik agar orang-orang yang ada didalam internet terpengaruh oleh apa-apa yang disampaikan oleh orang atau kelompok tadi, dan juga pada jaman sekarang ini internet dijadikan sebagai alat kampanye politik. 
Di Indonesia internet sangatlah berpengaruh terutama didalam bidang politik, masayarakat menjadi tau tentang apa-apa yang terjadi didalam partai politik, lalu dengan adanya internet memberikan pengetahuan-pengetahuan yang dapat kita ambil terutama dengan politik-politik di Indonesia yang kita lihat sangat rumit dan terdapt banyak sekali kepentingan-kepentingan didalamnya. Berbeda dengan masyarakat yang berada dipedesaan yang mungkin masih jauh dengan kata internet, di desa biasanya kampanye politik itu di sampikan melalui baliho-baliho, dan masyarakat itu merasa bosan dengan baligo-baligo itu. Jadi bisa dilihat bahwa kehadiran politik itu sangat berpengaruh didalam kegiatan politik
Deskripsi perspektif dan pesimis dalam isu internet dan community involment
Mengenai perspektif optimis dan pesimis ini dilihat dari pemakai internet itu sendiri, banyak hal yang bisa diambil dari segi positif asal kita mampu memilih yang baik dan benar. Jika tidak bisa menggunakan internet dengan bijak maka penyebabnya hal-hal negatif akan merubah gaya hidup pengguna internet, seperti gaya hidup kebarat-baratan, dan sekarang kita lebih berbicara dengan telepon teman di internet dibanding dengan teman dunia nyata, hal ini menyebabkan banyak kasus seperti penculikan marak terjadi.
Namun keunggulan menggunakan internet, kita dengan mudah mengakses hal-hal yang belum diketahui oleh kita. Dari internet juga kita bisa mendapatkan lebih banyak teman dan mendapatkan relasi yang banyak.
Isu internet dan interaksi sosial serta internet sebagai “forms of expression” dan kasus di Indonesia
Form of  Expressions adalah pandangan internet itu merupakan sebuah media yang mempunyai fungsi yaitu untuk memberikan informasi kepada orang lain menganai tentang diri kita melalui media sosial yang kita ikuti. Apa yang seseorang sampaikan didalam interet atau media sosial belum tentu sesuai dengan kehidupan nyatanya, seperti teori darma turgi, yang hanya orang-orang menampilkan sikap agar orang-orang suka terhadapnya, padahal didalam hatinya tidak seperti itu. Pengguna internet ini terdapat perspektif optimis dan pesimis. Contohnya di internet misalnya orang yang ada di media social yang terlihat bahagia atau senang-senang di media social padahal orang tersebut belum tentu bahagia. 
REFERENSI
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. 
 http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-indonesia-2016/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar